Unbirthday Party - Chapter 1
Selasa, 23 Agustus 2011
@8/23/2011 12:56:00 PM
- Ryokushoku o Obita punya para tuyul bersaudara.
- Kyoshiro Kitazawa punya gue as co-PM
- Fuji Amamiya punya Anna
- Dan beberapa chara yang di sebut punya PMnya masing-masing.
- CHAPTER 1-
oOo
”Kenapa kau mau merayakan ulang tahunku, Fuji-chan?"
"aku hanya ingin menemani Kyoshiro-san dan aku sendiri, mungkin ingin ditemani juga oleh Kyoshiro-san"
oOo
“Boo.”
Gadis itu terlonjak, menoleh cepat ke arahku sembari membelalakkan matanya, benar-benar menunjukkan ekspresi kaget yang spontan. Sedangkan aku yang menjadi biang keladinya malah tersenyum sumigrah, memperhatikan ekspresinya yang lucu, ekspresi keterkejutannya yang justru membuatku ingin menjahilinya terus.
“Ah—Kyoshiro-san maaf anu, eh, aku…emm, aku menggangu…”
Nyengir lebar, aku hanya bisa menggeleng sembari menatap kelereng hitam gadis kecil itu, memang aku baru mengenalnya kemarin, tapi aku sudah memperkirakan pastinya gadis ini terbiasa—bahkan sering meminta maaf karena hal sepele. Tidak tahu sih kenapa tapi mungkin memang sudah kebiasaan atau apalah itu namanya. “Tak apa Fuji-chan, kan aku sudah berjanji kalau kau butuh aku, maka aku akan muncul—“ nyengir, aku mengangkat tangan kananku dan menegakkan kedua jari; membentuk huruf V sebagai tanda damai. “—ada apa?”
Gadis itu menggeleng.
“Ada apa?”
“Ma-maaf aku—“
“Kau sudah janji untuk tidak berujar maaf padaku omong-omong. Ada apa?”
Gadis itu menggeleng lagi, surai hitam rambutnya bergerak-gerak seperti menari-nari mengikuti gerakan kepalanya, kedua tangannya di tangkup dan di dekap di dada, dengan bibir di gigit seperti biasa—tingkahnya kalau sedang panik atau menahan diri. Aku mengerti, sedikit lebih tepatnya. “Ehm, Kyoshiro-san, anu… Kau tidak pusing seperti itu?”
Nyengir.
“Tidak, aku kan sudah mati.”
Posisiku memang sedang bergelantungan omong-omong. Lebih tepatnya kakiku lah yang menjadi penyangga tubuhku di batang pohon, sedangkan tubuhku kubiarkan menggantung terbalik ke tanah, kedua tanganku terlipat di dada, dan aku pun membiarkan rambutku jatuh ke bawah—tak lagi menghalangi wajahku. Posisiku terbalik, tapi wajahku sejajar dengan wajah gadis bermarga Amamiya di hadapanku itu, dan membiarkanya begitu sembari mengikuti gravitasi bumi yang sebetulnya sama sekali tidak berlaku lagi untukku. Apa kalian bisa bayangkan setinggi apa pohon yang aku panjat dan setinggi apa aku bergantung terbalik?
“Ada apa?” Mengulang pertanyaan entah untuk keberapa kalinya, Fuji Amamiya masih tetap tidak berujar apa-apa, hanya menunduk dan menggeleng, kemudian sesekali menatapku cemas yang langsung membuang muka. Aku mengerenyit, heran. “Oke oke, aku akan berdiri seperti biasa—“
“Eh—anu, ehmm, bukan… Tak apa kalau Kyoshiro-san nyaman seperti itu…”
“Lalu ada apa? Kenapa tiba-tiba memanggilku?”
“Eh, maaf… eh, maksudku, apakah aku menganggumu?”
“Tidak, kau kan tahu aku sudah mati, memang kau pikir apa yang aku—hantu—lakukan?”
“Ti-tidak tahu... habis kupikir, meskipun hantu Kyoshiro-san pasti memiliki sesuatu yang ingin dikerjakan. Tapi, itu pemikiranku sendiri. Anu ehm maaf—aku...” Aku mengerenyit, masih memandang gadis di hadapanku secara terbalik, memperhatikan tingkahnya yang masih sibuk mengigit bibir bagian bawahnya. Kemudian tangan gadis kecil itu bergerak, menyerahkan sekotak kecil berwarna putih dengan kepala menunduk, tersenyum ragu yang terlihat tipis. Aku masih mengerenyit. “Anoo—kemarin umm, hanya memberi kelereng, jadi hm… ini untukmu…”
“Ehh?”
Aku mengangkat tubuhku dan berdiri tegak di batang pohon; meloncat turun ke bawah dan berdiri tepat di hadapan gadis berambut hitam di hadapanku yang masih memegang kotak kecil putih. Kepalaku refleks miring ke kiri, menatap bergantian antara kotak dan wajah manis Fuji Amamiya. Senyumku mengembang—antara kikuk dan jahil. “Apa ini? Kenapa kau memberiku hadiah lagi? Kelereng merah saja sudah cukup omong-omong.” Fuji menggeleng; menyodorkan sekali lagi kotak putih itu, lebih tepatnya mendorongnya ke dadaku. “Kalau aku tidak mau ambil, kau mau apa?” ujarku sembari mengulas senyum jahil.
“Ehh—aku… ehm, tak apa kalau ternyata Kyoshiro-san tidak mau ambil, umm… mungkin akan aku simpan.”
Dan tanganku refleks menepuk-nepuk pucuk kepala gadis itu sembari tersenyum miris, sedangkan yang di tepuk malah refleks mundur—dan berujar maaf sesudahnya. Sampai sekarang aku masih tidak tahu kenapa dia seperti itu, apa karena dia takut atau memang dia tidak terbiasa di sentuh yang pasti aku mulai membiasakan diri untuk tidak terkejut—lebih tepatnya tidak berpikir macam-macam mengingat aku adalah hantu. “Maaf deh maaf, ya sudah mana sini aku buka ya—“
Tanganku bergerak, mengambil kotak kecil itu sembari membungkuk perlahan mengucapkan terima kasih; membukanya dengan hati-hati. Gadis bermarga Amamiya dihadapanku pun refleks menutup wajahnya dan membuang muka, entah karena malu atau takut. Sedangkan aku sendiri hanya bisa membatu memandang isi dari kotak putih kecil itu.
Sebuah kalung kecil berbentuk lumba-lumba.
“Ehmm—itu ada pasangannya, dan satu lagi ada padaku, tadi aku jalan-jalan ke Hakamadote dan menemukan kalung itu jadi aku beli saja langsung… eh apa Kyoshiro-san suka memakai kalung? Eh maksudku, ehmm, aku tidak tahu apakah laki-laki suka memakai kalung atau tidak, dan terus terang saja aku tidak tahu bagaimana aku memberikannya padamu karena kau hantu—maksudku, aku tidak tahu bagaimana caranya kau memakai tapi—aduh maaf kalau aku membingungkanmu.”
“Tidak, tidak, justru aku sangat berterima kasih, Fuji-chan…” tersenyum, aku mengangguk singkat dan membungkuk berterima kasih, kemudian mengambil kalung kecil itu; langsung memakainya di leher, menjadikannya satu bagian yang paling mencolok di tubuhku yang pias. Fuji tersenyum, kedua matanya nyaris segaris ketika kedua otot pipinya terangkat dan kedua ujung bibirnya tertarik ke atas, secara spontan mengulas lengkungan senyum di wajahnya yang putih.
“Sekali lagi, selamat ulang tahun Kyoshiro-san…”
oOo
Sabtu, 17 July 2004
Fuji Amamiya, 16 tahun - Kyoshiro Kitazawa, 16 tahun.
oOo
Label: Fanfiction, Fuji Amamiya, Kyoshiro Kitazawa, Ryokubita
❝ You were never there. We never met ❞
Hello, my name is Dila! I'm from Indonesia. I love writing, I love reading, I love travelling, and all my story-archives blog, journal-day, portofolio and review-book is random things. This post belongs to me (Contains all sort of stories, drabbles, and roleplays).
I'm introvert who is proud of his personality. Getting energy from being alone or just talk with one or two close friends. Shy who do not like crowds. The quiet that nagging in writing. Anw, judging from the title lagging behind the long name, should I work in design or creative industries. In fact, yes, I did——but, life is not merely a rod straight as a stick to sweep the yard. While still young, I do not want to shut my self behind the counter. Eits, again is a matter of choice.
