<body>
Hello, how are you?
Selasa, 15 Desember 2020 @12/15/2020 08:51:00 PM



Jadi, apa kabar?

Aku mau tertawa dulu untuk apa yang terjadi selama setahun ini—bahkan lebih! Ya ampun, terakhir aku menulis blog pada bulan agustus 2016, sedangkan sekarang aku berada di penghujung akhir 2020, yang bahkan, draft ini dibuat awal tahun 2018 ! Sungguh sangat pemalas sekali ya? Hahaha. Ada banyak loh kejadian yang aku alami, salah satunya adalah menikah, dan—yap, punya anak.

selamat datang di tahun 2020, dimana tahun pandemic yang membuatku nyaris gila sepanjang tahun. kalau bukan karena si kecil, mungkin aku benar-benar sudah gila, karena semua terasa sangat memuakkan. tapi di sisi lain, pandemic membuat beberapa bagian hidupku terasa sangat bermakna. Contohnya, aku bisa setahun penuh melihat tumbuh kembang anakku—Bratasena Putra, dengan sangat jelas. Bagaimana pertama dia berguling, bagaimana dia pertama kali babling, atau bagaimana pertama kali dia merangkak. Setengah hari-hariku penuh ke struggling-an, tapi setengah hari-hariku pun penuh kebahagiaan. Bagiku, 2020 adalah tahun yang rumit.

Sebelum memulai cerita, untuk kenang-kenangan (?) dan sebuah info, mari kita jelaskan, apa itu Corona.

Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang—singkatnya, gejalanya nyaris seperti penyakit flu. Akan tetapi, dalam kasus khusus virus Corona ini, juga bisa menimbulkan penyakit yang lebih serius, seperti:

  • Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV).
  • Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).
  • Pneumonia.
Sampai saat ini terdapat tujuh coronavirus (HCoVs) yang telah diidentifikasi, yaitu:
  • HCoV-229E.
  • HCoV-OC43.
  • HCoV-NL63.
  • HCoV-HKU1.
  • SARS-COV (yang menyebabkan sindrom pernapasan akut).
  • MERS-COV (sindrom pernapasan Timur Tengah).
  • COVID-19 atau dikenal juga dengan Novel Coronavirus (menyebabkan wabah pneumonia di kota Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019, dan menyebar ke negara lainnya mulai Januari 2020. Indonesia sendiri mengumumkan adanya kasus covid 19 dari Maret 2020

Siapa pun dapat terinfeksi virus corona. Akan tetapi, bayi dan anak kecil, serta orang dengan kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap serangan virus ini. Selain itu, kondisi musim juga mungkin berpengaruh. Contohnya, di Amerika Serikat, infeksi virus corona lebih umum terjadi pada musim gugur dan musim dingin. 

Di samping itu, seseorang yang tinggal atau berkunjung ke daerah atau negara yang rawan virus corona, juga berisiko terserang penyakit ini. Misalnya, berkunjung ke Tiongkok, khususnya kota Wuhan, yang pernah menjadi wabah COVID-19 yang bermulai pada Desember 2019. Infeksi coronavirus disebabkan oleh virus corona itu sendiri. Kebanyakan virus corona menyebar seperti virus lain pada umumnya, seperti: 
  • Percikan air liur pengidap (bantuk dan bersin).
  • Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.
  • Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air liur pengidap virus corona. 
  • Tinja atau feses (jarang terjadi)
  • Khusus untuk COVID-19, masa inkubasi belum diketahui secara pasti. Namun, rata-rata gejala yang timbul setelah 2-14 hari setelah virus pertama masuk ke dalam tubuh. Di samping itu, metode transmisi COVID-19 juga belum diketahui dengan pasti. Awalnya, virus corona jenis COVID-19 diduga bersumber dari hewan. Virus corona COVID-19 merupakan virus yang beredar pada beberapa hewan, termasuk unta, kucing, dan kelelawar. 
Sebenarnya virus ini jarang sekali berevolusi dan menginfeksi manusia dan menyebar ke individu lainnya. Namun, kasus di Tiongkok kini menjadi bukti nyata kalau virus ini bisa menyebar dari hewan ke manusia. Bahkan, kini penularannya bisa dari manusia ke manusia. 

Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala yang muncul ini bergantung pada jenis virus corona yang menyerang, dan seberapa serius infeksi yang terjadi. Berikut beberapa gejala virus corona yang terbilang ringan:
  • Hidung beringus.
  • Sakit kepala.
  • Batuk.
  • Sakit tenggorokan.
  • Demam.
  • Merasa tidak enak badan.
Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat menyebabkan gejala yang parah. Infeksinya dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia (disebabkan oleh COVID-19), yang mengakibatkan gejala seperti:

  • Demam yang mungkin cukup tinggi bila pasien mengidap pneumonia.
  • Batuk dengan lendir.
  • Sesak napas.
  • Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.
  • Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu tertentu. Contohnya, orang dengan penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia. 

Untuk mendiagnosis infeksi virus corona, dokter akan mengawali dengan anamnesis atau wawancara medis. Di sini dokter akan menanyakan seputar gejala atau keluhan yang dialami pasien. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah untuk membantu menegakkan diagnosis.

Dokter mungkin juga akan melakukan tes dahak, mengambil sampel dari tenggorokan, atau spesimen pernapasan lainnya. Untuk kasus yang diduga infeksi novel coronavirus, dokter akan melakukan swab tenggorokan, DPL, fungsi hepar, fungsi ginjal, dan PCT/CRP.

Virus corona yang menyebabkan penyakit SARS bisa menimbulkan komplikasi pneumonia, dan masalah pernapasan parah lainnya bila tak ditangani dengan cepat dan tepat. Selain itu, SARS juga bisa menyebabkan kegagalan pernapasan, gagal jantung, hati, dan kematian. Hampir sama dengan SARS, novel coronavirus juga bisa menimbulkan komplikasi yang serius. Infeksi virus ini bisa menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. 

Pengobatan Infeksi Coronavirus 

Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus corona. Umumnya pengidap akan pulih dengan sendirinya. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala infeksi virus corona. Contohnya:

  • Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan batuk. Namun, jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan berikan obat batuk pada anak di bawah empat tahun.
  • Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu meredakan sakit tenggorokan dan batuk.
  • Perbanyak istirahat.
  • Perbanyak asupan cairan tubuh.
  • Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi penyedia layanan kesehatan terdekat.
  • Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti SARS, MERS, atau infeksi COVID-19, penanganannya akan disesuaikan dengan penyakit yang diidap dan kondisi pasien. 
Bila pasien mengidap infeksi novel coronavirus, dokter akan merujuk ke RS Rujukan yang telah ditunjuk oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Bila tidak bisa dirujuk karena beberapa alasan, dokter akan melakukan:

  • Isolasi
  • Serial foto toraks sesuai indikasi.
  • Terapi simptomatik.
  • Terapi cairan.
  • Ventilator mekanik (bila gagal napas)
  • Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik.
  • Baca juga: Ini Cara Hadapi Ancaman Virus Corona di Rumah

Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona. Namun, setidaknya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjangkit virus ini. Berikut upaya yang bisa dilakukan: 
  • Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih.
  • Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau belum dicuci.
  • Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.
  • Hindari menyentuh hewan atau unggas liar. 
  • Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan. 
  • Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian, buanglah tisu dan cuci tangan hingga bersih. 
  • Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
  • Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika mengalami gejala penyakit saluran napas. 
  • Selain itu, kamu juga bisa perkuat sistem kekebalan tubuh dengan konsumsi vitamin dan suplemen sebagai bentuk pencegahan dari virus ini. 

Jika gejala-gejala infeksi virus corona atau COVID-19 tak kunjung membaik dalam hitungan hari, atau gejalanya semakin berkembang, segeralah tanyakan pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Diagnosis dan penanganan yang cepat dan tepat, bisa meningkatkan peluang kesembuhan infeksi virus tersebut. 


Nobody Knows - Chapter 18
Senin, 02 Maret 2020 @3/02/2020 11:54:00 AM



- Chapter 18 -








Katanya, tidak ada yang namanya pertemanan di antara hubungan laki-laki dan perempuan. Setiap hubungan lawan jenis akan ada yang namanya rasa diantara mereka, menyelinap secara diam-diam, yang kemudian menjelma menjadi sebuah malapetaka. Atau bisa saja menjelma sebagai rasa bahagia—tergantung bagaimana kau menyikapinya.

Sebagaimana reaksi Rei saat mendengar ucapan Araide barusan.

Dinginnya salju membuat otaknya sedikit membeku; mencerna perkataan gadis Bara disampingnya dengan sangat perlahanseperti es yang mencair, setetes demi setetes. Rei mengerjapkan matanya dengan gugup, lalu menghela napas panjang. Adakah tingkahnya yang membuat Araide salah paham? Atau justru jangan-jangan dia yang salah mengartikan ucapan si Bara? "Kazusa," gadis itu menoleh cepatwajahnya merona. "Aku" berpikir sebentar, Rei benar-benar merasa otaknya membeku karena kedinginan, "minta maaf."

Gadis itu tertegun, masih dengan rona kemerahan di pipinya.

"A... Ahaha...haha kok kau minta maaf sih??" Araide tertawa sembari memukul pundak Rei dengan keras. "Kauyaaaah, kau tahu kan cemburu yang ku maksud bukan cemburu yang ada rasa!!" dia terkikik ganjil "Kau musti belajar membedakan rasa cemburu terhadap pasangan dan cemburu terhadap kawan! Maksudku, kan kalau terhadap pasangan ada rasa seperti kekhawatiran, amarah, dan—ya kau tau lah sisanyasedangkan cemburu terhadap kawan tuh sepertihmmkau tahu, semacam ada perasaan kesal karena kawan itu udah ga seru lagi!!"

Rei tersenyum melihat reaksi Araide yang kikuk.

"Jangan dianggap serius, ah!" 

Mengehela nafas berat, Rei menengadahkan kepalanya ke atas; menatap langit kelabu dengan butiran salju yang masih terus jatuh dengan perlahan. Ucapan Araide entah mengapa membuatnya berpikir jauh ke belakang, memikirkan dengan sangat serius tentang definisi rasa yangya ampun, bisa-bisanya bocah tengil seperti Araide mengajarinya seperti itu

"Seumur hidupku," Rei terdiam sebentar "aku tidak pernah menyadari perbedaan rasa seperti yang kau ucapkan, Kazusa." Dari ekor matanya, Rei menangkap ekspresi bingung Araide. "Aku tidak pernah menganggapatau tepatnya, menyadari, bahwa ada rasa lain selain rasa cinta," Rei menghela nafas, menoleh memandang Araide di sampingnya.

"Dan kau menyadarkanku, bahwa rasa untuk pertemanan itu ada."



—oOo—  




Bego. Banget.

Rasanya antara mau menghilang saja tapi masih ada cicilan yang harus dilunasi, sama mau mati tapi masih sayang nyawa dan masih cinta dunia. Sumpah, begonya sudah tidak bisa diukur lagi kalau begini. Bayangkan, tadi dia ngomong apa sih? Apa gegara dingin, otak ini jadi koslet? Atau jangan-jangan gegara ucapan Ko jadi agak terpengaruh (ga mungkin sih ini)? Atau jangan-jangan memang pada dasarnya Kazusa memang bego alami??

Jujur saja, Kazusa tidak ada keinginan untuk berkata demikianoke, yang namanya cemburu, Kazusa akui, itu memang ada. Tapi, itu lebih ke maksud ke situasi dimana Kazusa bisa mencak-mencak, kesal, marah, atau apapun itu ekspresi yang bisa ia luapkan tanpa rasa berat atau canggung; bebas tanpa beban. Bukan cemburu yang... Kau tahu, melihat seseorang bersama orang lain.

Oke.

Mungkin begitu ju—oh tidak tidak tidak. Jangan ngaco ah!!!

Udah gila rasanya.

"Kukira kau sudah cukup berpengalaman," ucap Kazusa diiringi tawa canggung yang kentara. "Tapi ternyata, kau ini tidak ada apa-apanya!!" lanjutnya, kali ini dengan tawa riang yang sesungguhnya. Hah!! Apanya yang playboy kalau ternyata laki-laki ini tidak bisa membedakan rasa lain selain cinta!! Yang bego ternyata bukan Kazusa kok, ya ga??

"Kau lupa perkataanku, ya?"

"Perkataan yang mana?"

"Aku tidak pernah menolak yang datang, dan mengejar yang pergi, Kazusa."

Kazusa terdiam.

"Tapi kau mengejar Aoyama dan menolakku, Rei..."


—oOo—  



Label: , , , ,



happiness is around you ❤
Rabu, 17 Agustus 2016 @8/17/2016 09:27:00 PM



Banyak orang yang bertanya-tanya belakangan ini kenapa gue tampak sangat bahagia padahal kebahagiaan yang gue tunjukan terkesan remeh dan menyemenye? Gampang.

Gue pernah mengalami masa titik terendah dalam hari-hari gue, dan itu berat. Dan tau lebih beratnya lagi apa? Gue berdiri sendiri. Depresi menyebabkan sisi masokis gue menjadi tinggi, mulai dari menyakiti diri sendiri secara batin, lalu menjurus ke fisik. Parahnya, kalau gue ga keluar dari masa itu, mungkin gue jadi Yang Maha Emo #tsaah.

Dulu temen gue mengalami hal yang sama tapi ga sampai nyakitin fisik. Dan karena gue sayang, gue ga mau ada hal buruk terjadi sama temen gue, plus meski gue (waktu itu) ga terlalu paham perasaannya, gue tetep berusaha untuk ada meski cuma sekedar membuka telinga.

Sayangnya disaat gue mengalami hal itu, temen gue entah kemana.

Sedih? Banget.

Sakit? Jangan tanya.

Dari titik terendah itulah, gue membuka mata, bahwa gue selama ini hanya fokus pada satu jiwa, yang ternyata dalam kegelapan justru banyak yang mengetuk-ngetuk kegelisahan gue, dan menjadi hal berharga buat gue, sampai sekarang tetap begitu adanya.

Ada yang rela tertular. Ada yang rela nyapa gue tiap hari meski gue cuekin. Ada yang ngawasin gue meski gue bandel. Ada yang ikhlas gue ganggu tengah malem cuma buat ngewaro chitchat suram gue. Ada yang bikin gue bahagia. Ada yang ngajak gue untuk kembali ke selembar kain di lantai untuk tempat bersujud kepada-Nya.

Lalu apa gue berhasil keluar dari semua itu? Yes.
.
Gue lebih bisa memaknai kebahagiaan.

Gue lebih bisa menerima keadaan.

Gue bersyukur, dan itu lah salah satu cara paling hebat yang bikin gue bahagia.

Percayalah, bersyukur dengan apa yang kita dapatkan, dengan apa yang kita punya, membuat hati tentram ketimbang memperhatikan dan membandingkan dengan orang lain. Semua itu ga bakal ada habisnya, sia sia. Meski pun di mata orang hal-hal tersebut terkesan biasa, bodoamat. Mereka ga merasakan kebahagiaan yang kita rasakan, mereka ga melihat kelam dibalik senyuman, mereka ga lihat badai dibalik keceriaan. Mereka ga liat semua itu. Lalu kenapa?

Ingatlah, pencapaian untuk kehidupan kita berasal dari diri kita sendiri. Bukan orang lain.

Gue bahagia dengan apa yang gue punya.

Gue bahagia dengan apa yang gue tuju.

thank you and love you, my friends. i love you to the moon and back.

Label: , , , , , ,



Tentang rindu, hujan, dan kesedihan.
Rabu, 13 Juli 2016 @7/13/2016 05:14:00 PM



gue punya temen, dulu, yang sering banget gue ganggu chat cuma buat ngomong ngalor ngidul ga jelas (wait emang kapan gue chat serius?). Bisa ngobrol di siang hari, di malam hari, atau pokoknya setiap kali gue poke, dia bales. sering dengerin gue curhat dengan sangat bijaksana dan hebatnya sering ngasih pandangan dari sudut yang ga pernah gue tega. Temen gue ini hebat kan?

berkat temen gue ini, gue bisa kenal dan deket juga sama orang-orang sekitarnya. Mereka-mereka yang sering banget nabok gue buat ga pake topeng alias jujur. nangis mah nangis aja. ga usah sok kuat. lo kan lemah. dan deretan nyinyir plus ketus plus kalimat kalimat pedes lainnya (karma itu ada bray!).

aneh banget ya, tiba-tiba gue kangen nih anak?

oh mungkin belum ada yang bisa gantiin tempat curcolan sebijaksana dia kali ya? atau oh mungkin emang gue udah ga sanggup lagi nahan rindu? atau mungkin gue kesepian? atau---

--oh iya, hujan meninggalkan kenangan buruk tentang kepulanganmu.

4 tahun berlalu, dhika ☺

ga kerasa...

..doa gue tetep sama dhik.

bumi memanggil @_goodfaith gimana kabar disana? delta kodel menyampaikan pesan rindu, semoga Allah menempatkan mu di sisi terbaik-Nya

Label: , , , , ,



"So which of the favors of your Lord would you deny?" - Qs. Ar Rahman
@7/13/2016 02:37:00 AM



Tuhan memang unik, baik, dan pengertian.

Hari ini, alhamdulillah, saya bisa mengenal diri saya yang dulu ketika teman-teman tadi mengatakan tentang sosok saya enam belas tahun yang lalu. Lucunya, bagi mereka saya tetap seperti itu--pecicilan, hahahehe, lari-lari bego, happy go lucky--yang buat saya langsung senyum lebar, langsung bersyukur bahwa mungkin saya tidak terlalu hilang arah. Lalu, Tuhan pun mengatakan, bahwa diatas langit memang ada langit, tapi di tanah tempat kamu berpijak pun berlapis-lapis. Artinya, saya terlalu sering melihat ke atas, melupakan sekeliling saya dan terlalu kaku untuk menunduk.

Betapa baiknya Dia, ya?

Masih mau mengingatkan saya yang terlalu jauh melangkah mundur. Masih mau menarik dan menuntun saya, udah gitu masih memberikan saya teman-teman yang mau merangkul saya, dan mereka berkata "kamu ga sendirian!" atau "hidupmu masih jauh lebih enak!" bahkan "kamu beruntung dari sebagian orang yang kamu anggap lebih beruntung"

Mungkin untuk sebagian lainnya, saya udah ga bernilai. Sudah manis sepah dibuang, benalu, dan mungkin saya pun memperlakukan yang lain seperti itu pula. Tapi untungnya, ada mereka yang masih berdiri sejajar, menutup telinganya dari perkataan saya yang buruk, menutup matanya dari tingkah saya yang jelek. mereka memaafkan saya, menyayangi saya, mencintai saya, sebagaimana saya berlaku demikian pula. Dan yang terpenting, saya masih bersama dengan-Nya, yang bahkan tanpa ucapan pun, Dia tahu permohonan maaf saya, Dia yang Maha Mengetahui, lagi Maha Mendengar. Alhamdulillah, semoga Allah membalas kebaikan kalian semua, semoga sehat selalu, diberikan berkah dan selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin

[ Tulisan ini di buat tanggal 26 Juni 2016. Saya pun tidak mengerti kenapa harus saya hidden dari publik padahal bukan sesuatu yang membuat rugi banyak pihak. Meski demikian, kalau memang ada kesalahan kata, mohon dimaafkan ]

Label: , , , , , ,



+ Follow

▼▼▼
幸せはすぐそばにあります。
Happiness is just around the corner.
Previous //