<body>
Unbirthday Party - Chapter 2
Selasa, 23 Agustus 2011 @8/23/2011 01:02:00 PM



Disclaimer :

  • Ryokushoku o Obita punya para tuyul bersaudara.
  • Kyoshiro Kitazawa punya gue as co-PM
  • Fuji Amamiya punya Anna
  • Dan beberapa chara yang di sebut punya PMnya masing-masing.








- CHAPTER 2 -












oOo

”Umm dan.. a-apa aku cuma bisa bertemu dengan Kyoshiro-san saat ini saja?"

"Tidak, kau bisa bertemu denganku kapan pun kau mau. Tapi ada caranya."

"A-anu.. caranya, seperti apa?"

"Syaratnya mudah―cukup panggil "Kyoshiro ganteng" aku pasti akan muncul. Hahahahaha!!"


oOo

“Kyoshiro-ganteng…”

“Itu kau ucapkan untuk memanggilku atau memang karena aku ganteng?” ujarku tiba-tiba saat mendengar namaku terlontar dari bibir kecil gadis berambut hitam yang kini refleks terlonjak seperti biasa, memandangku kaget bercampur senang. Pipi gadis Amamiya itu mulai nampak merona merah—entah karena menahan panas atau menahan malu. Sedangkan aku justru tersenyum lebar tanpa raut wajah penyesalan sedikit pun.

“Anuu—ehm itu…”

“Tak apa, tak apa, aku hanya bercanda kok." Senyum mengembang di wajahku dan masih menatap Fuji dengan ekspresi ingin tahu meski tentu saja gadis itu tidak akan menjawabnya—bisa karena tidak bisa menjawab atau memang malu mengakuinya. “Bagaimana keseharianmu?” sejak kapan Kyoshiro Kitazawa ini berbasa-basi, eh?

“Ummm, keseharianku baik-baik saja, Kyoshiro-san sendiri bagaimana?”

“Tidak ada yang berubah Fuji-chan. Keseharianku sama saja kok—memangnya hantu itu harus punya keseharian seperti apa lagi?” Aku tertawa renyah sembari berdiri dengan perlahan, mengulas senyum tipis, dan duduk di samping Fuji yang juga sama-sama tersenyum meragu melihat tingkahku yang seenak jidat. “Kau pasti sudah mulai sibuk ya?”

Fuji mengangguk kecil tapi kemudian buru-buru menggeleng.

“Tidak terlalu sibuk sebenarnya—aku juga sudah memiliki beberapa kegiatan rutin seperti kegiatan klub. Eh, ta-tapi apakah menurutmu ini justru menyita waktu untuk bertemu denganmu? Ma-maaf ya”

“Ah, tidak, tidak. Aku hanya bertanya saja—bukankah mengasyikkan kau bisa bersama-sama dengan teman-temanmu, iya kan?” aku tersenyum tipis dengan tangan kananku yang bergerak perlahan, mengibas-ngibaskannya sebagai pertanda acuh. Tidak masalah, terus terang saja. Toh pada dasarnya aku pun tahu bahwa aku berbeda dengan Fuji—bahwa kehidupanku tidaklah sama dengan kehidupannya sebagaimana manusia. Aku hantu, dan aku sudah mati. “Dan aku senang kok kalau kau senang.”

“Umm, maaf tapi Apa Kyoshiro-san kesepian?”

Aku terdiam, memandang kosong gadis dihadapanku itu sejenak, kemudian menggeleng perlahan. “Tidak, tidak. Aku tidak lagi merasa kesepian Fuji-chan,”—setengah berbohong, setengah jujur—“lagi pula keseharianku pun sudah cukup berubah, dan aku tidak mau menuntut apa-apa lagi. Bahkan aku berterima kasih karena kau mau merubahnya, Fuji-chan.”

“Hmm, memangnya apa itu?”

“Ketika kau menepati janji kalau kita harus merayakan ulang tahun sama-sama.”

“A—aku juga begitu… terima kasih Kyoshiro-san… umm… anu—“

Aku tersenyum lagi, dan sebelum gadis itu berujar lebih lanjut, tangan kiriku bergerak perlahan ke bawah, mengeluarkan satu kotak besar berwarna biru yang di ikat pita merah; menyodorkannya kepada gadis berambut hitam di hadapanku yang tengah duduk manis. Wajahnya sumigrah, senyumnya mengembang, dan kedua matanya berbinar sembari membungkuk mengucapkan terima kasih dengan sangat pelan. Tangannya pun bergerak dengan sangat hati-hati, membuka kotak biru itu; tersenyum lebih lebar lagi ketika manik hitam beningnya menangkap sosok boneka beruang di dalamnya. “Tujuh juli itu sudah lewat sih—tapi selamat ulang tahun ya Fuji-chan.”

Fuji mengangguk dan memeluk boneka kecil itu, tersenyum manis.

“Terima kasih, tapi dari mana Kyoshiro-san mendapatkan ini? Apa di dunia sana ada yang menjual boneka beruang?”

“Tidak, tidak. Aku minta tolong oleh seseorang—mungkin kau kenal, mungkin juga tidak,” terkekeh pelan, aku hanya bisa menghendikkan bahu sembari mengangkat kedua jari tanganku, membentuk huruf V besar sebagai pertanda damai sekaligus pertanda untuk tidak lagi perlu membahas siapa yang menolongku. Kau bisa menebak dan tentunya itu Terry, siapa lagi, coba? “Apa kau menyukainya?”

“Iya, terima kasih banyak Kyoshiro-san—aku juga punya hadiah untukmu…” tangan kecil Amamiya bergerak, merogoh tas kecil berwarna putih yang ada di sampingnya sedari tadi; mengeluarkan satu kotak kecil berisi tamagotchi terbaru dengan warna merah serta satu kotak kecil kue cake coklat. Mataku membulat seketika, memandang senang bercampur sedih melihat dua kotak putih di hadapanku itu. “Kyoshiro-san mau menerimanya?”

Mengangguk, aku tersenyum tipis.

“Dari mana kau tahu aku menyukai tamagotchi?”

Fuji tersenyum. “Mungkin Kyoshiro-san kenal, mungkin juga tidak.” Dan aku pun tertawa renyah saat gadis kecil itu membalikkan kata-kataku. Menggemaskan. Cengiran lebar tergambar jelas di raut wajahku yang pucat, membungkuk hormat sekali lagi untuk mengucapkan terima kasih dan memandang haru tamagotchi beserta kue coklat. “Selamat ulang tahun ya Kyoshiro-san…”

“Selamat ulang tahun juga Fuji-chan.”

“Umm, maaf—tapi ini ulang tahun Kyoshiro-san yang keberapa ya?”

. . . . . .









oOo

Jum’at, 15 Juli 2005

Fuji Amamiya, 17 tahun - Kyoshiro Kitazawa, 16 tahun.


oOo

Label: , , ,



+ Follow

▼▼▼
幸せはすぐそばにあります。
Happiness is just around the corner.
Previous // Next