Unbirthday Party - Chapter 3
Selasa, 23 Agustus 2011
@8/23/2011 01:04:00 PM
Disclaimer :
- Ryokushoku o Obita punya para tuyul bersaudara.
- Kyoshiro Kitazawa punya gue as co-PM
- Fuji Amamiya punya Anna
- Dan beberapa chara yang di sebut punya PMnya masing-masing.
oOo
"Kau... bisa melihatku?"
"Iya, aku bisa melihatmu. Ta-tapi maaf, wajahmu pucat sekali.. kamu sakit?"
"Aku tidak sakit kok, aku sehat-sehat saja. Memang aku pucat sekali? Terlihat seperti apa memangnya—hantu?"
oOo
“Tidak boleh lagi seperti itu.”
“Kenapa? Ini hiburan untukku—kan bosan, Fuji-chan…”
“Tapi menakut-nakuti orang itu tidak baik, bagaimana kalau mereka malah menjauhimu dan bukannya berteman denganmu?”
“Memang siapa yang mau berteman denganku?”
“Kalau begitu Kyoshiro-san selama ini menganggapku apa?”
. . .
Aku terdiam lama, memandang sosok gadis berambut hitam yang tengah berdiri tegak dengan kedua tangan di pinggang. Mata hitam beningnya tak berubah, masih menatapku dengan lembut meski sekarang lebih tegas ketimbang dulu. Sedangkan aku masih duduk di atas pohon sakura rindang, menatap gadis itu dengan ekspresi kosong seperti biasa, tidak bergeming, bahkan tidak tahu harus berbuat apa. Sebenarnya siapa yang salah, sekarang? Bukankah hal yang aku lakukan barusan adalah hal yang lumrah sebagaimana biasanya hantu lakukan?
Atau dia lupa bahwa aku ini sudah mati dan sudah menjadi hantu?
Jadi, sedari tadi, sembari menunggu gadis kecil itu datang ke tempatku sebagaimana rutinitas tiap tahun yang kami lakukan, aku memang sedang duduk-duduk di atas pohon, berongkang-ongkang kaki sembari sesekali melempar-lempar ranting kecil ke arah manusia-manusia yang melintas dihadapanku. Bukan Kyoshiro Kitazawa namanya kalau tidak jahil—dan bukan sifatku juga kalau harus berbaik hati kepada setiap manusia. Hanya beberapa, dan hanya salah seorang saja yang aku anggap lebih ketimbang yang lain—gadis ini, gadis bernama Fuji Amamiya.
“Kau berbeda.” Aku membuka suara, menjawab seraya membuang muka.
“Tapi aku sama dengan mereka.”
“Tapi kau berbeda!!!”
“Apa bedanya?”
Hening.
Aku memilih untuk tidak menjawab, menoleh sekilas dan hanya menatap mata gadis berambut hitam di bawahku yang kemudian membuang muka lagi, mengacuhkan kata-katanya yang sebetulnya membuatku marah. Aku tahu dan aku paham sebetulnya bahwa gadis itu tidak mengerti aku—sebagai hantu, sebagai sesosok bayangan atau bisa dikatakan manusia yang transparan. Dia tidak mengerti atau lebih tepatnya tidak bisa mengerti karena dia masih hidup. Sedangkan aku? Jelas mengerti—aku pernah hidup.
“Fuji-chan, aku ini kan sudah mati. Dan kalau menurutmu aku tidak boleh melakukan hal itu, maka apa yang harus aku lakukan?” tersenyum tipis, aku bergerak turun dengan perlahan dari atas pohon dan berdiri tepat dihadapan gadis berambut hitam itu, dan menghembuskan nafas (yeah, aku sudah mati, tapi deskrip apa yang paling pantas ketika kau melepaskan beban selain ‘menghela nafas’?) pelan. “Lagi pula aku kan tidak terlihat, dan karena aku ini hantu. Wajar toh?”
"Umm—apakah hal seperti itu akan membuatmu nyaman Kyoshiro-san? Aku hanya tidak ingin orang lain menganggap hal ini kurang menyenangkan."
Tertohok—terus terang saja.
Terhitung sudah tiga tahun sejak aku bertemu dengan Fuji, sudah tiga kali pula aku dan gadis ini menghabiskan waktu ulang tahun bersama-sama—lebih tepatnya menepati janji bersama-sama, yang itu berarti sudah tiga kali dan tiga tahun pula aku mengenal gadis ini. Perhatian dan rasa kasih sayangnya memang tidak pernah bisa aku tebak, tidak pernah juga bisa aku terka arahnya kemana—selalu spontan dan tulus.
“Maaf deh, tidak lagi—janji.”
“Aku hanya tidak mau Kyoshiro-san di anggap jahat…”
“Memang aku tidak jahat kok—sok tahu.”
“Ta-tapi pemikiran orang bisa berbeda-beda…”
“Lalu apa yang kau pikirkan soal aku?”
“Eh—itu… umm, “
“Apa yang kau pikirkan soal Kyoshiro Kitazawa yang sudah mati?”
“Itu…”
“Dan kenapa kau begitu peduli padaku? Bukankah sia-sia memperhatikan orang yang sudah mati?”
"Karena aku sayang Kyoshiro-san. Dan kurasa di dunia tidak ada yang sia-sia." —Jeda— "Kenapa Kyoshiro-san selalu bicara tentang mati? Aku tahu Kyoshiro-san memang sudah tiada. Tapi jiwa dan hatimu masih ada. Itu yang aku sadari. Bukankah memang seperti itu? Apakah aku salah?"
oOo
Sabtu, 15 Juli 2006
Fuji Amamiya, 18 tahun - Kyoshiro Kitazawa, 16 tahun.
oOo
Label: Fanfiction, Fuji Amamiya, Kyoshiro Kitazawa, Ryokubita