<body>
Don't say you love me - M2M
Kamis, 05 Juni 2014 @6/05/2014 11:56:00 PM



Apa yang terjadi?

Pertanyaan itu sering kali hilir-mudik si kepalaku. Belakangan ini, pikiranku penuh dengan Occhan. Sungguh, bukan berarti aku mulai jatuh hati dengan peliharaanku itu, dan bukan pula aku mulai berbaik hati padanya. Hah. Buat apa? Memang kuakui, Occhan memiliki mata yang indah dan hidung mancung dambaan setiap kaum hawa. Maksudku, hei, siapa juga yang mau punya hidung buntet dan mungil?! Dan sebenarnya, Occhan punya wajah yang lumayan tampan. Kalau tak salah, sering kali aku mendengar beberapa anak perempuan menjerit histeris setiap kali laki-laki Bara itu melintas di depan mereka. Aku takkan heran kalau misalkan suatu hari ada anak perempuan yang meninggal karena sesak nafas. Sungguh. Tapi bukan itu yang mau aku bahas kali ini. Laki-laki itu, Narusawa muda itu, ada yang aneh dengannya.

Biasanya, Occhan akan melontarkan beberapa keluhan sebelum dia benar-benar melakukan perintahku, atau sampai aku benar-benar memarahinya. Tapi belakangan ini, Occhan jarang sekali mengeluh. Mungkin memang masih sering terdengar dumelannya yang sudah nyaris seperti membaca mantra, tapi tetap ada yang salah. Occhan tidak lagi seperti yang dulu. Dan aku rasa mungkin memang ada masalah. Maka dari itu, sebagai seorang majikan yang baik dan benar, pengertian dan penyayang, kutanyakan padanya. Sekedar basa-basi sebenarnya.

"Kau ini kenapa?"

Narusawa itu menoleh. Tatapannya yang tadi sibuk menatap layar televisi kini langsung mengalihkan fokusnya seketika. Menatapku tepat di mata--membuatku menahan nafas sekitar tiga detik. "apanya yang kenapa?" dia bertanya balik, masih dengan tatapannya yang aneh itu. Aku memicingkan mataku seketika, menatap Occhan dengan perasaan curiga yang tak lagi terbendung.

"Kau baik-baik saja?" Occhan mengangkat alisnya tinggi-tinggi, dia masih bersikap tolol. "Kau ini aneh, tahu." kukatakan sejujurnya apa yang ada di benakku. Dan lihat, si Bara lelaki di hadapanku itu masih dengan ekspresi tololnya yang menyebalkan. Aku geram. "Tidak biasanya kau menurut padaku tanpa babibu dulu. Kau sudah tobat atau apa?!" kataku.

"Kenapa malah protes? Memang kau tidak senang dengan sikapku yang begini?"

Aku menganga.

"Kau suka aku yang dulu, ya?"

Aku gelagapan.

"Jangan ngawur, kamu!"

Occhan tertawa. "Aku tidak berubah kok, Miho-sama," si Bara itu tersenyum, dan aku merasa isi perutku bergejolak tak karuan. "Jangan senyum-senyum begitu. Mengerikan!!" Occhan tertawa lagi mendengar keluhanku, memang ada yang tidak beres dengan isi kepalanya. Di marahi kok, malah tertawa. "Lagi pula, berubah atau tidaknya aku, tidak akan ada perbedaan yang mencolok, kok."

Occhan kembali menatap televisi.

"Aku selalu ada di dekatmu."

Label: , , , , ,



+ Follow

▼▼▼
幸せはすぐそばにあります。
Happiness is just around the corner.
Previous // Next