<body>
Osamu Narusawa
Minggu, 01 Juni 2014 @6/01/2014 11:36:00 PM



Sebenarnya, tidak pernah terpikir olehku kalau Occhan benar-benar menjadi peliharaan. Saat itu, aku hanya iseng. Kalian sendiri tahu, betapa sangat menyenangkannya bagiku, Miho Mizuhara, mengekspresikan perasaan dan isi pikiranku pada siapa saja yang kebetulan sedang beruntung berbicara denganku. Kebanyakan orang yang mengenalku dengan baik biasanya sangat maklum dengan sikapku. Dan kebanyakan orang yang baru mengenalku pasti benci setengah mati. Peduli amat soal itu, pada dasarnya tiap-tiap orang berhak untuk membenci dan menyukai, kan? Maka dari itu, aku tidak pernah memusingkan pendapat orang tentangku, toh aku tidak pernah memikirkan hal seperti itu kepada orang lain.

Namun hari ini, aku memikirkan Occhan.

Kalian kenal siapa itu Occhan? Mari kuperkenalkan. Laki-laki di hadapanku inilah yang bernama Occhan. Berambut ikal, berhidung mancung, dan tampan. Nama lengkapnya Osamu Narusawa. Dengar-dengar dia itu anak bontot, jadi tak heran beberapa yang baru mengenalnya mengira dia anak manja yang tak tahu diri. Aku juga awalnya berpikir begitu. Namun do not judge people by cover. Occhan tidak manja sama sekali meski memang dia laki-laki tidak tahu diri yang terkadang sangat menyebalkan sampai-sampai rasanya aku ingin menonjoknya. Tidak ada kata manja dalam list kehidupan Occhan yang kuperhatikan. Malah, dia terhitung mandiri sampai-sampai saking mandirinya dia rela mengurusi orang lain selain dirinya sendiri. Dan orang lain itu adalah aku. Sang ratu. Begitu sapaan Occhan padaku--atau terkadang tuan putri, atau oujou-sama, atau blah blah blah lainnya.

Suatu hari ada yang pernah bertanya pada Occhan--ada aku di sisinya--kenapa dia mau-maunya di suruh-suruh oleh orang sepertiku. Seorang Miho yang galak, rese, pengatur, dan lain halnya yang sebenarnya sedikit menyakiti hatiku dan sukses membuat kupingku panas menahan kesal. Tapi hei, seperti yang aku bilang tadi, aku tidak peduli karena semua orang berhak menilai dan berpendapat. Sayangnya, setinggi apa pun pendapat itu kujunjung, ketika Osamu menjawab pertanyaan itu dengan gayanya yang selangit dan santai layaknya di pantai, aku sukses melemparnya dengan satu pak tissue pembersih wajah.

"Kau tahu kenapa? Aku ini sangat menjunjung tinggi pelestarian makhluk langka. Dan makhluk langka yang aku jaga sekarang ini merupakan species terakhir perempuan unik di dunia "

Temannya tertawa. Sedangkan aku sibuk melempar berbagai barang ke arah Occhan. Brengsek memang. Tapi ya. Aku harus bilang apa? Pada akhirnya, setelah seharian memasang wajah masam dan membiarkan Occhan sembah-sujud memohon maaf padaku, seperti inilah sekarang. Occhan kusuruh mengerjakan tugasku, sedangkan aku duduk nyaman di kursi sofa ruang rekreasi asrama Bara. "Occhan," lelaki itu bergumam singkat, menjawab sapaanku dengan mata tak lepas dari deretan perkamen di hadapannya. "Kok kamu mau, kusuruh-suruh?" seketika, gerakan tangan Occhan berhenti. Dan aku hanya mengangkat alisku tinggi-tinggi saat lelaki Bara itu menoleh menatapku. Canggung dengan tatapannya, aku mendengus kesal. "Apa?!"

Occhan menggeser posisi duduknya, bersila menghadap ke arahku, menghela nafas dengan berat. Matanya masih menatapku dan aku mulai risih."'cause something is wrong without you, oujou-sama," katanya. Oh, sepertinya dugaanku benar. Occhan mungkin punya kelainan kejiwaan yang menyukai sesuatu hal yang berhubungan dengan perintah-perintah. Maksudku, dia tampak bahagia kalau di suruh-suruh. Tak tahulah apa nama ilmiahnya. Tapi yang jelas aku pernah membaca perihal itu.

"I think I’m falling."

Label: , , , , ,



+ Follow

▼▼▼
幸せはすぐそばにあります。
Happiness is just around the corner.
Previous // Next