<body>
Kenapa?
Kamis, 18 September 2014 @9/18/2014 11:29:00 PM



pertama, sering kali saya bertanya. Kenapa sih, sebagian besar masyarakat kita ini, kalau ada kejadian entah itu kecelakaan kendaraan, kebakaran tempat, atau apalah musibah lainnya, selalu saja dominan dipenuhi dengan orang-orang yang cuma nonton? Yang update status? Yang malah berujung menghalangi para petugas yang hendak membantu suatu musibah itu?

Contohnya waktu hari rabu kemarin, apa senin, saya agak lupa. Di daerah dekat kosan saya, tepatnya di jln sukarno hatta, terjadi kebakaran di warung bebek selamet, yang tepat di pinggir jalan. Kosan saya itu di jln parakan saat, belokan sebelum pengadilan dan lumayan jauh dari tempat kejadian. Tapi lucunya, dari depan kosan saya saja, jalanan udah macet! Stuck! Mana dari jalur lambat ke jalur cepat belokannya juga jauh!

Akhirnya, setelah bersabar dan berusaha keras menembus kemacetan, saya melihat warung bebek itu kebakaran dan jalanan macet karena 80% orang-orang di jalan itu sempat-sempatnya berhenti dan menonton!! Mending ya kalau berhenti buat ngebantu, lah ini berenti cuma buat ngeliatin, what the banget.

"Lah kamu kamu kenapa ga bantu?"

Tiap orang punya prioritas, dan saya saat itu harus balik lagi ke kantor. Menurut saya, orang yang mendahulukan prioritasnya lebih bijak ketimbang orang yang sengaja berhenti tapi do nothing. Dan parahnya, ketika saya berada di jalur pulang (yang berarti di sebrang dari tempat kejadian) banyak pengguna motor juga yang berhenti cuma buat ngeliat! Sumpah!!

Saya ga habis pikir dengan orang-orang yang sengaja berhenti cuma buat nonton sebuah musibah dan bikin jalanan macet itu, otaknya terbuat dari apa.

Enggak cuma kejadian kebakaran seperti ini, tapi juga misalnya kecelakaan motor juga sama. Iya ada yang bantu, pasti ada. Tapi juga orang-orang yang sengaja berenti dan update status juga ada. Jumlahnya ga kalah banyak lagi.

Kedua, saya ini suka sekali nonton film anak-anak di tv (lebih baik dari pada nonton gossip kan?) Salah satunya film ipin upin. Suatu hari, saya menonton satu episode yang membuat saya bertanya-tanya sendiri. Apakah itu?

Episode ipin dan upin yang saya tonton adalah tentang pelatihan pendidikan bagi anak-anak apabila terjadi kebakaran. Jadi suatu hari, sang guru datang ke kelas dan berkata bagaimana kalau terjadi kebakaran di sekitar kamu? Lalu anak-anak itu panik. Sang guru pun berusaha mengatur dan memberitahu anak-anak tentang sikap yang seharusnya dilakukan apabila terjadi kebakaran. Mulai dari jangan panik, cari tempat berkumpul, memanggil petugas kebakaran, dan tak lupa cara memadamkan api dengan sederhana seperti mulai dari memastikan arah angin, menggunakan alat yang ada, sampai membantu petugas kebakaran. Intinya di cerita itu, ipin dan upin diajarkan cara mengatasi musibah kebakaran bagi diri mereka sendiri dulu dan kemudian bagi orang lain.

Lalu saya bertanya pada diri saya sendiri. Saat saya kelas satu sd dulu, atau saat saya masih duduk di bangku sekolah, apakah saya mengalami pendidikan seperti yang di tayangkan serial animasi ipin dan upin ini? Jujur saja, tidak pernah. Saya hanya diberi pelajaran bahwa kalau ada kebakaran, panggil damkar (dan bahkan sebelum twit @infobdg mengumumkan nomor penting di bandung, saya pasti sampai sekarang masih tidak tahu. Jujur saja.) Lalu bantu memadamkan api dengan air. Bergotong royong. Dan sebagainya.

"Dulu, apa sih yang kamu pelajari? Masa gitu aja ga tau?"

Dulu saya belajar matematika, fisika, kimia, ipa, ips, sejarah, dan lain halnya sampai muak. Saat itu sekolah saya masih dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang (ini pas sma, sd dan smp dari jam 7 sampai jam 12). Bayangkan, belajar selama itu saja saya tidak mendapatkan pendidikan seperti ipin dan upin dapatkan, apalagi anak-anak jaman sekarang yang jam sekolahnya saja (serta beban di tasnya) membuat saya sedih? Mungkin selain saya ada yang mendapatkan pendidikan semacam ini, tapi saya jamin, mungkin sebagian besar tidak.

Lalu apa hubungan dari point pertama dan kedua?

Dear pak Ridwan Kamil yang sangat, sangat, sangat saya hormati dan saya banggakan. Point pertama yang saya jelaskan menggambarkan etika dan sikap sebagian besar penduduk kota ini ketika terjadi sebuah musibah. Dan point kedua yang saya utarakan adalah hal yang seharusnya menjadi basic pengetahuan sayangnya tidak didapatkan sebagian besar oleh orang-orang pula. Dimana ketika terjadi kebakaran yang sebenarnya bisa cepat teratasi menjadi besar karena ketidak tahuan orang-orang tentang apa dan bagaimana yang harus ia lakukan.

Musim kemarau (oh cuaca akhir-akhir ini enggak jelas, tapi mari kita anggap sekarang sudah musim kemarau) mulai memasuki kota Bandung dan sebagian tempat akan menjadi kering sehingga potensi kebakaran akan sering terjadi. Mendapati hal ini, bolehkah saya memberi Anda sebuah masukan? Ada baiknya kalau kita meniru serial animasi ipin dan upin ini. Memberikan pendidikan-pendidikan kemasyarakatan seperti ini sejak dini, bahkan di mulai dari sekarang, tak pandang usia mau pun derajat.

Tidak hanya perihal kebakaran mungkin? Bisa misalnya tindakan untuk menjaga diri, atau misalkan ada hal yang mencurigakan bisa mendapatkan masukan dari kepolisian, atau kalau ada yang sakit mendadak bisa mendapatkan pengetahuan bagaimana melakukan tindaskan pertolongan pertama dari pihak yang ahli seperti dokter atau yang lainnya, serta hal-hal sebagainya.

Dari berita yang saya sering kali lihat, kebanyakan orang mengalami musibah karena mereka tidak tahu harus berbuat apa dan bagaimana. Terlalu lama mengandalkan bantuan pemerintah sehingga lupa bagaimana caranya mandiri.

Sayangnya, memang tipikal kebanyakan masyarakat sudah seperti ini sejak lama, apa-apa protes, apa-apa menyalahkan pemerintah, apa-apa tinggal mengandalkan pemerintah. Kenapa sampai seperti ini? Bahkan tidak hanya mengandalkan pemerintah, namun juga meremehkannya. Mulai dari hal kecil seperti melanggar lampu lalulintas dengan dalih "ah polisi bisa disogok" atau memblokir jalan karena konfoi mobil-mobil mewah mau lewat seakan-akan jalanan milik dia pribadi. Ironis.

Andai kata masyarakat kita bisa lebih mandiri, mungkin mengatur kota jauh lebih mudah. Semoga kedepannya masyarakat kota bandung bisa lebih baik lagi.

Ps. Bandung culinary night sekarang bisa lebih cocok kalau disebut bandung culinary sosis night. No offense.

Pss. Blogger versi android dengan keypad oppo itu bikin stress ya.

Peace love and gaul.

Label: , ,



+ Follow

▼▼▼
幸せはすぐそばにあります。
Happiness is just around the corner.
Previous // Next