Tentang hasil karya, dan usaha, serta Orang Tua.
Minggu, 20 Maret 2016
@3/20/2016 10:49:00 PM
tadi pas latihan, ada seorang bapak yang ngebanting + nendang pvc (hasil karya nya sendiri, probably) di gerbang depan. ngeliat nya tuh miris, dan jadi banyak tanda tanya di kepala saya.
pra-duga pertama (setelah mendengar coach bilang "kita menerima jenis apapun, bahkan tradisional!") yang terlintas di benak saya adalah: bapak itu pasti kecewa campur sakit hati (atau mungkin malu/minder) melihat yang latihan pake kayu dan besi, bukan jenis pvc.
pra-duga kedua, mungkin anaknya yang justru malu/minder dengan pvc lalu ngerek ingin menggunakan yang sama seperti lainnya, lalu sang bapak yang sudah susah payah membuatkan pvc merasa sakit hati lalu akhirnya kesal. melihat hal itu, ada dua pandangan yang menggelayut di benak saya.
Pertama, saya langsung berpikir 'orang tua bisa sakit hati, dan meski di depan anaknya ia berlapang dada, belum tentu di belakangnya juga'. Saya teringat masa kecil saya ketika meminta ini-itu, karena keterbatasan biaya, pada akhirnya ayah saya membuatnya sendiri (sekarang saya tahu darah kreatif saya turun dari mana). Namun, tak jarang, saya merasa malu ketika memakainya--apalagi kalau bukan karena tidak sama seperti yang lain. Mungkin, ayah saya dulu juga bersikap seperti bapak ini, membanting / membuang hasil karyanya sebagai bentuk kekecewaan. Maaf ya ayah...
Kedua, saya berpikir bahwa anak kecil itu mungkin tidak salah, dulu saya juga begitu. Tapi semakin saya memikirkannya, semakin aneh pandangan saya. Pastilah ada sebab mengapa anak kecil berperilaku demikian, apakah orang tua terlalu menekan hasrat tidak mau kalah yang tinggi pada anak itu, atau justru kesalahan orang tua dalam mendidik anak? Atau mungkin, memang anaknya yang bebal. Banyak hal yang bisa jadi sebab suatu tindakan, dan melihat kejadian ini, saya mendapatkan pelajaran untuk melihat dari berbagai kemungkinan agar tidak mudah (dan tidak termasuk) menjadi orang yang judgemental.
Dan saya pun mulai belajar untuk menghargai karya atau pemberian orang lain, karena pada kenyataannya, pemberian orang meski sekecil apapun pasti terdiri dari "usaha" dan yang namanya usaha itu tidak selalu mudah.
Semoga Allah melapangkan hati orang tua mana pun, kapan pun, dinana pun, ketika mendapati hatinya terluka karena buah hatinya.
Label: curhat, Malika, Random; real world