Day 06 - Biggest pet peeve
Minggu, 22 Januari 2012
@1/22/2012 01:57:00 PM
Day 06 - Biggest pet peeve
Lanjut! Gue utang banyak hari, udahlah mumpung gue lagi punya feel buat nge-curcol kayak beginian, gue hajar semua aja langsung (dibuang). Nah, kalau ini kayaknya gue terhitung curhat kayaknya, soalnya ngungkit tentang karakter yang gue benci atau semacam itu. Gak tau sih apa gue yang salah tangkep dari artinya atau kayak apa, tapi gue rasa sih begitu. Cuma wanti-wanti aja deh, maaf aja kalau ada yang kesinggung, gue ngomong secara personal (dan biasalah, pedes) plus tanggapan pribadi gue, toh tiap orang punya pendapat masing-masing, jadi maklumin aja.
Kalau di tanya tipe karakter yang paling gue benci, gue setuju sama apa yang diceritain panjang lebar sama si Tochi di tumblr-nya dia. Gue idem sama dia buat bakal langsung jawab 'karakter yang wah'. Ya yang kayak Mary Sue atau Gary Stu itu, atau karakter-karakter yang punya banyak kesempuranaan (bahkan hampir semuanya perfect) dan kesempurnaannya itu ditunjukkin terang-terangan dan kalau di tanya kekurangannya, ya gampang: penyakitan. EoD. Buat gue, penyakit bukan kekurangan, itu sih bagian dari plot. Apa ya, kalau kekurangan buat gue semacam sifat buruk yang bener-bener buruk, kayak suka mencuri, atau pembohong, atau udik, atau anak kampung, atau bisu, semacam itu. Kalau baik-baik terus buruknya cuma penyakitan, ya mending bikin fairytale aja sana.
Yah, gimana ya, gue bener-bener agak gimana ya sama karakter yang di buat kayak mary-gary-lary itu. Udah perfect, jago ini itu, bisa ini sama itu, baik buanget, super sinetron-atau-dorama-yang-keren-keren, yang kalau dalam keadaan terburuk kayak apa masih bisa keluar, atau apa. Terus karakter itu di buat biar nggak bisa dibenci, dikelilingin sama banyak orang yang berbeda gender, entah cewek atau cowok yang segambreng, punya pacar yang kayak pangeran dari antah berantah atau cewek yang super baik terus sifatnya oke pisunth. Dan parahnya, yang paling gue sebelin adalah kekurangannya cuma penyakit dan masa lalu super kelam yang bikin trauma tetek-bengek.
Gue ga suka, karena buat gue karakter kayak begitu tuh annoying dan enggak hidup.
Bayangin ya ada orang yang cantik kayak model, dia pinter, semua pelajaran dia bisa (sekali pun ada yang enggak bisa, dia berjuang supaya bisa), sehari-harinya dia dikelilingin cowok-cowok keren-macho bagai F4 atau BBF itu, atau cewek-cewek modis-cool-gahoel-mampus, barang-barangnya bermerk terkenal tapi dia enggak sombong malah sok-sok ngelah "ihihihi enggak ini hadiah aja kok" (cuh), terus kekurangannya nggak bisa dibenci (misalnya karena dia terlalu baik atau anak konglomerat) tapi di balik semua itu sebenernya dia sakit jantung akut tapi nggak bilang-bilang. Yang kaya gini ini, yang sering banget gue liat bahwa ntar nih ujung-ujungnya si cewek ini bukannya nggak bilang-bilang, tapi pasti ada thread yang nanti dibikin untuk terang-terangan nunjukkin kalo dia sakit dan dia bakal kelihatan super-lemah-sekali-kasianin-gue-dong. Menghindari yang begitu, gue sebisa mungkin nggak bikin karakter dengan kekurangan punya penyakit.
Enggak bisa bohong sih sebenernya gue juga ada karakter yang kekurangannya penyakit, si Kiyoshi Ikuya itu. Udah penyakitan, manja, nempel mulu sama kakak-kakaknya, childish pula. Annoying ga sih? Buat gue itu annoying (ngapain di bikin kalau gitu del) tapi dampaknya gue malah bingung ngegerakinnya gimana. Gini enggak bisa, deket-deket hewan ga bisa, atau apa. Tapi Kiyoshi gue bikin kayak gitu sebenernya alasan awalnya adalah gue pengen nyoba bikin karakter penyakitan itu kayak apa, eh taunya malah susah di gerakin. Tapi well, Kiyo enggak gue bikin jadi karakter yang yang dikit-dikit pingsan tapi pas siuman dikhawatirin sok-sok “nggak apa-apa kok hihihi” terus pingsan lagi kok. Gue bikin dia ntaran jadi karakter yang kuat, yang justru mandiri. Udah keliatan sih sekarang, tapi mungkin gak terlalu menonjol (emang susah ngegerakin karakter yang kakak-kakaknya lebih menonjol orz).
Selain karakter yang begitu itu, gue juga agak gimana gitu sama karakter yang plotnya super-penting-abis-sekali-banget, atau karakter yang punya plot bombastis, dan plot-yang-super-sinetron-atau-drama. Ampe tiap ketemu berantem, atau tiap ketemu adu mulut, atau gimana. Di bilang benci sih enggak, cuma apa ya, terganggu kali ya? Atau apa gue juga ga tau, yang jelas gue selalu 'apa sih ini plot lebai banget' kalau nemu yang begitu. Tapi masih bisa gue toleransi sih sebenernya ketimbang karakter yang plot-nya justru membuat karakter lawannya (entah sahabat, saudara bahkan pairing) menjadi terlihat seperti karakter pendukung—alias kalo nggak ada si karakter itu, karakter lawannya jadi nggak hidup. Itu namanya mah pengekangan karakter. Banyak yang kayak gitu, dan gue sebel. Makanya gue kalau karakter gue kebetulan plot-nya harus stuck gara-gara orang yang tiba-tiba ilang atau justru karakter gue ikut-ikutan plot orang lain, gue malah berusaha buat lepas diri. Contohnya? Ya si Tetsu itu. Gimana pun caranya, entah itu gue bikin FF biar semuanya kelar atau bikin cerita di luar forum (blog atau apa).
Tapi gue ngomong begini juga gue masih nyadar diri kok kalau setiap PM pasti punya kecenderungan untuk bikin karakter yang agak Mary atau Gary dan itu enggak bakal bisa dihindari dan selalu punya kecenderungan bikin plot yang mau-enggak-mau pasti attention whore. Gue juga termasuk begitu, karena gue juga sadar bahwa semakin karakter terlihat menarik, baik itu plot atau karateristik, karakter itu pasti banyak yang ngikutin perkembangannya entah secara diam-diam atau terang-terangan. Enggak bisa dihindarin juga kalau setiap PM punya kecenderungan untuk jadi yang ter-wah dibanding PM yang lain.
Hanya saja, untuk gue pribadi, setelah hampir lebih dari... dua tahun? (masih newbie kan) ya segitu, gue kalau bikin karakter sebisa mungkin buat bikin karakter yang normal. Dalam arti kata, gimana sih karakteristik orang itu pada umumnya. Bukan dari dorama atau sinetron, tapi dari sekeliling gue. Yoshitsugu gue ambil contoh dari kakak gue, dia kalem, perokok, irit ngomong, sekalinya celetuk nyebelin, friendly, dan sebagainya cuma ya tentu aja gue rombak dikit. Miho juga gitu, gue liat dari temen SMA gue, ketusnya, bossy-nya, sok-iye-nya, dan sebagainya. Gue juga masukin sedikit sifat gue biar ada bedanya sama temen gue itu. Atau yang paling gampang, gue selalu bikin karakter yang bertolak belakang sama visunya.
Setelah gue bikin banyak chara, gue selalu (semakin) beranggapan bahwa yang paling enak buat gue gerakin adalah karakter yang bener-bener logis (realis segimana orang pada umumnya). Gue agak mengenyampingkan plot karena buat gue, paling utama, adalah karakteristik karakter gue itu. Latar belakangnya harus jelas, sifatnya (baik dan buruk tentu) jelas, bakat jelas, dan semacamnya. Selama ini gue selalu nemu plot yang emang pipa air. Sama lawan RP gue selalu nemu yang wah-wah, bahkan sama Nao, yang notabenenya udah lama sama Tetsu, gue sering nemu hal-hal asyik sama Nce as PM Nao. Enaknya kalau berantem gimana ya nce, atau si Tetsu punya anak tuh si Renge, Nao punya anak siapa? Kayak gitu-gitu. Atau Miho sama Osamu yang udah kayak majikan-pembantu.
Gak ada salahnya bikin karakter yang wah, tapi bakal beneran jadi yang wah kalau karakter itu justru enggak wah.
Wah, gue curhat. #dibuang.
Label: Behind Chara, Challenge, Real World, RPF, Ryokubita