北沢 京 : Day 1
Senin, 14 Mei 2012
@5/14/2012 08:19:00 PM
DAY 1
Kenalkan, namaku Kyoshiro Kitazawa.
Umurku? Umurku 16 tahun meski sudah 32 tahun aku berada dalam tubuhku yang berusia 16 tahun ini. Sudah selama itu pula aku berada di sini, di tempat yang tidak bisa aku tinggalkan meski aku ingin sekali keluar dan berjalan-jalan seperti biasa, melihat kehidupan di dunia yang kini aku sebut antah berantah. Tapi sayangnya aku tidak akan pernah bisa—yah, aku lebih suka di sini karena bagiku tempat ini sudah seperti rumahku, setidaknya di sinilah aku tumbuh, aku hidup, dan aku dikuburkan.
Entah sudah berapa banyak anak laki-laki atau perempuan atau bahkan binatang-binatang yang datang dan pergi di depan kedua mataku, hilir-mudik bergantian tak pernah henti setiap harinya, aku tidak ingat, tapi itu bukan masalah bagiku karena jika meski sulit aku masih bisa berinteraksi dengan mereka secara nyata. Itulah mengapa aku suka sekali berada di sini karena aku beruntung masih bisa merasa hidup meski hanya sebatas obrolan belaka.
Dulu aku tinggal di Okinawa bersama keluargaku. Aku punya Ayah, Ibu, dan adik perempuanku satu-satunya yang bernama Megumi. Ayahku adalah orang yang sangat keras bahkan kalau boleh jujur, aku sering kali merasa sebal karena sifatnya itu. Kalau aku tidak mau, Ayah biasanya memaksa agar aku mau. Begitulah sifat kerasnya. Tapi kata Ibu, Ayah juga orang yang sangat penyayang. Diam-diam ayah memperhatikanku dan adikku meski di depan kami dia justru terlihat dingin dan cuek. Ayahku juga sangat jarang berbicara, dia hanya akan berbicara kalau ada perlunya, mungkin karena inilah orang tuaku jarang terlihat berbicara satu sama lain.
Sedangkan Ibuku adalah orang yang sangat anggun dan penuh kasih karena kelembutannya. Ibu juga salah satu orang yang sangat bijaksana yang pernah aku lihat. Ibu tidak pernah marah di depanku atau di depan adikku, bahkan kalau ada yang kesal di rumah, Ibu-lah yang mendinginkan suasana. Yah, meski pun secara terang-terangan Ibu terlihat lebih menyayangi Megumi, itu tidak masalah, mereka kan sama-sama perempuan, wajar kalau ada ikatan batin secara berlebihan ketimbang aku yang berjenis kelamin laki-laki. Oh iya, banyak yang bilang kalau wajah ku lebih mirip Ibu ketimbang Ayah, sedangkan Megumi kebalikannya. Aku tidak tahu sih kenapa bisa begitu.
Adikku bernama Megumi, dia anak yang cantik dan manis sekali. Aku ingat dulu kalau aku berjalan-jalan sekali pun itu di dalam rumahku yang luas sekali, Megu mengekorku kemana pun aku pergi. Lucu sekali. Dia juga sering kali meminta bantuanku kalau-kalau pelajaran di sekolahnya terasa sulit baginya. Aku menyayangi Megumi lebih dari apa pun, mungkin karena aku seorang kakak juga jadinya aku bersikap protektif terhadapnya.
Aku pergi dari rumah ketika aku sudah merasa tidak betah dengan perlakuan keras Ayahku. Ada sebuah sekolah yang mengatakan bahwa aku di terima di situ dengan sistem perasrama yang intinya, selama setahun selain liburan kenaikan kelas, aku akan berada jauh-jauh di rumah. Aku ingat, untuk pertama kalinya aku masuk sekolah jauh dari rumah, dan kalau tidak salah itu adalah tahun 1993. Megumi tampak sedih sekali, tapi aku berjanji padanya aku akan terus-menerus mengirimnya surat agar dia tidak kesepian di rumah.
Tapi kehidupanku ternyata tidak bertahan lama. Maksudku, hidup sendirian di tempat yang sebelumnya tidak pernah kau tinggali apalagi kau tahu bukanlah hal yang mudah. Banyak hal-hal yang aku lalui dan sungguh hal itu sangat beragam, ada yang menyenangkan, menyebalkan, bahkan membuat marah. Seharusnya aku menyusukuri semua itu, tapi selama aku hidup aku malah merecoki dan mengkeluh-kesahkan semuanya seolah-olah apa yang aku hadapi waktu itu salah. Tapi sekarang, begitu aku mati, aku menyesalinya. Seharusnya selagi aku masih hidup, aku harus mensyukuri semua itu apa pun bentuknya, karena sekarang justru aku tidak lagi merasakan apa yang aku rasakan waktu aku hidup. Meski begitu, aku tetap menyesali sih kenapa aku mati di saat usia enam belas tahun, dan hanya tiga tahun di sekolah itu. Semua gara-gara kejadian di kamar mandi, dan aku menyesalinya teramat sangat. Andaikan semua itu tidak terjadi.
Ya ya ya, lagi-lagi aku hanya bisa mengeluh—ya namanya juga hantu.
Hmm hmmm, aku sedang ingin mengulas alasan kenapa aku masih bergentayangan sampai sekarang omong-omong. Berbicara terus kepada Fuji rasanya kasihan, dia juga punya kehidupan, aku tidak mau kehidupannya berubah menjadi suram hanya karenaku, makanya sebisa mungkin apa yang aku ingat ingin sekali aku curahkan di sini, setidaknya semua kehidupanku, bukan cuma seputar sekolah dan keluargaku saja, mungkin rahasia Megumi juga akan aku ceritakan di sini. Ahahahaha!
Baiklah, sekian ceritaku, mungkin akan aku lanjutkan nanti.
Aku mau kencan dengan Fuji! Fufufufu!
北沢 京
—ya ampun aku masih ingat kanji namaku!
Label: Arsip Ryokubita, Behind Chara, Character, Diary, Drabbles, Kyoshiro Kitazawa, Net World, Ryokubita